Minggu, 02 Maret 2014

Facebook "Lempar Handuk" untuk Layanan E-mail

 


Facebook menyatakan "lempar handuk" untuk layanan e-mail di jejaring sosial tersebut.

Raksasa jajaring sosial ini kepada AFP mengatakan bahwa kebanyakan orang tak menggunakan fasilitas e-mail di akun Facebook. "Dan kami fokus pada peningkatan pengalaman layanan pesan mobile kami untuk semua orang," ujar perusahaan itu lewat e-mail.

Facebook meluncurkan fasilitas e-mail pada 2010. Lalu, pada 2012, Facebook menuai serangkaian protes ketika mengalihkan layanan pesan pengguna ke alamat e-mail Facebook secara default.

Proyek tersebut dipandang sebagai upaya Facebook menjegal Gmail, dengan mendorong penggunanya mengalihkan akun e-mail mereka. Namun, Facebook mengakui upaya itu gagal.

"Kami memberitahu orang-orang yang menggunakan e-mail their@facebook.com bahwa fitur tersebut berubah," kata juru bicara perusahaan .

"Ketika seseorang mengirim e-mail Anda ke alamat your@facebook.com, tidak akan lagi masuk ke (folder) pesan Anda di Facebook. Pesan itu akan diteruskan ke alamat akun e-mail utama Anda," lanjut pernyataan itu. Facebook juga menyediakan fasilitas untuk mematikan forwarding pesan ini.

Berita soal Facebook menyerah dengan fasilitas e-mail ini muncul hanya berjeda hari dengan pengumuman kesepakatan senilai 19 miliar dollar AS yang Facebook buat dengan layanan pesan mobile WhatsApp.

Kesepakatan di antara jaringan sosial media beranggota 1,2 miliar orang ini dengan WhatsApp yang dipakai oleh 450 juta orang, kedua platform tetap akan berjalan sendiri dengan pengelola terpisah pula.

Virus Chameleon Bisa Menular Lewat WiFi

 


 Maaf ni kawan-kawan saya sudah jarang update , dikarenkan Laptop saya di sita sama orangtua saya, untuk beberapa hari kedepan , ini aja kebetulan sekali pas lagi ada tugas, curi-curi kesempatan untuk update blog,(KOK MALAH JADI CURHAT YA..??), Kalo begitu langsung aja deh ke tkp, yang kali ini akan ane share adalah Mengenai Virus Chameleon,BINGUNG KAN.?. Makannya baca post ane berikut ini

Virus dalam komputer biasanya menyebar melalui perantara data yang terinfeksi. Namun, sejumlah ilmuwan di Universitas Liverpool membuat varian virus baru yang bisa menyebar melalui jaringan Wi-Fi.

Layaknya virus influenza, virus yang diberi nama Chameleon tersebut bisa menular melalui udara di populasi yang padat, dengan meloncat dari satu jaringan ke jaringan lain, melalui akses poin, demikian terang para ilmuwan di Universitas Liverpool, seperti dikutip dari Cnet (27/2/2014).
Chameleon bekerja tanpa mengganggu kinerja akses poin. Namun, virus tersebut mengumpulkan data-data penting yang melewati jaringan Wi-Fi tersebut, seperti password, kartu kredit, atau akun bank.
"
Koneksi Wi-Fi kini menjadi target peretas karena banyak kelemahan keamanannya yang terdokumentasi dengan baik, sehingga membuat virus tersebut sulit dideteksi dan kebal terhadap virus lain," ujar Alan Marshall, profesor keamanan jaringan di universitas tersebut.
Profesor Marshall menambahkan, sebelumnya virus yang dibuat tersebut dianggap mustahil. "Namun kami berhasil mendemonstrasikannya, kami akan menggunakan data dari studi ini untuk mendeteksi apabila serangan seperti itu terjadi," imbuhnya.

Dalam simulasi yang dilakukan dalam laboratorium, diketahui bahwa virus tersebut memiliki perilaku layaknya virus terbang, bepergian lintas jaringan Wi-Fi melalui akses poin.
Virus tersebut sulit terdeteksi program antivirus karena biasanya program tersebut hanya melacak Internet dan dalam komputer, sementara Chameleon bersembunyi di jaringan Wi-Fi dan menginfeksi jaringan Wi-Fi yang tidak terproteksi password.

Untuk itu, pengguna Wi-Fi diimbau untuk berhati-hati saat menggunakan koneksi Wi-Fi gratisan, karena bisa saja serangan tersebut terjadi di luar laboratorium.